Senin, 16 Maret 2009

Saat Januari
: Mama



Kaulah yang tepat,
Untuk kuhadirkan di wajah senja
Membentang permadani untuk kita mengarungi matahari
Memutar episode kerinduan
Sedang tiap garis wajahmu berkata,
Bahwa aku adalah angin yang sulit kau sentuh
Pusarannya sanggup menenggelamkanmu di negeri awan
Walau sulit,
Aku bisa berhenti tanpa menangis dan tertawa
Seperti sungai,
Dengan sendirinya keringatku terus mengalir
Membebaskan semua guratan kepedihan yang bertamu di wajahmu
Saat kusentuh tiap helai rambutmu,
Hitam menyimpan kehangatan
Ingin kudengar suaramu saat itu
Membisikkan kata tentang kebijakan
Yang senantiasa kau pegang erat
Mengikuti jejakmu meninggalkan kelopak bunga tak beruntai



Bandung, 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar